SANIA
Lampu yang menyala redup samar menerangi ruangan sempit yang ia sebut kamar tidur. Hidungnya yang sedang kembang kempis membuat parasnya yang jelek menjadi semakin jelek. Kendati demikian, perempuan itu acuh dengan sekitar. Namanya Sania, ia adalah figur perempuan sederhana yang jauh dari kata sempurna. Lahir di pertengahan orde baru, Sania menjadi sosok yang cukup kolot untuk mengikuti perkembangan zaman, makanya ia bekerja sebagai seorang buruh pabrik sekarang. Hari itu bertepatan dengan hari libur Sania di tempat kerjanya—dia sengaja mengambil cuti berharga demi wacana semata yang entah bagaimana akhirnya. Sania bersolek rapi nan cantik untuk menutupi minus-minus dirinya. Berlapiskan tunik berwarna biru tua, ia berputar-putar gembira di depan cermin kumuh berumur sewindu, hari yang sudah lama ia dambakan pun akan tiba. Segala rencana yang sudah ia susun di hari Sabtu malam itu tiba-tiba dibatalkan. Rencana reuni teman SMK, mengunjungi orang tua, menonton drakor, ia hiraukan setelah ...